Cara Meningkatkan Kemampuan Berlari Guna Seleksi Anggota TNI/Polri (Berdasarkan pengalaman pribadi)

        Setiap tahunnya instansi TNI/Polri pasti membuka pendaftaran untuk melaksanakan pendidikan dimasing-masing matra. Proses seleksi ini dari tahun ke tahun hampir selalu sama untuk gatra yang diujikan yaitu kesehatan, psikotes, jasmani, dan akademik. Dari semua gatra ini, banyak sekali yang mengeluhkan dikarenakan tesnya berat (susah ), terutama tes lari 12 menit.

    Tes lari 12 menit ini adalah dimana para calon anggota TNI/Polri akan diuji untuk mengelilingi lapangan yang telah ditentukan dalam waktu 12 menit, dimana nilai akan semakin baik apabila dalam kurun waktu 12 menit jarak yang Kita tempuh semakin jauh.


    Seperti inilah kira-kira gambaran untuk tes lari 12 menit, para calon anggota TNI/Polri mengenakan kaos oblong putih namun mengenakan celana berwarna putih juga. Kemampuan setiap orang berbeda-beda jika diukur dengan tes ini begitu juga untuk nilai yang diperoleh. Namun banyak dari calon anggota TNI/Polri yang tidak mengetahui bahwa nilai dari tes lari ini sangatlah signifikan, karena nilai tes lari ini dikategorikan sebagai jasmani A (berdiri sendiri) sementara jasmani B terdiri dari Pull-Up, Shit-Up, Push-Up dan Shuttle Run kemudian dibagi empat nilainya. 

     Berikut rumus penilaian jasmani ketika Saya mendaftar Akpol tahun 2017 :


    Dapat dilihat bahwa nilai lari berdiri sendiri. Tahukah berapa tabel nilai lari untuk seleksi Akpol tahun 2017 ?


    Dari nilai tersebut, pasti para calon anggota TNI/Polri merasa bahwa tes lari 12 menit ini berat atau bisa disebut nilainya "Pelit" dalam arti tesnya berat tapi hanya memperoleh nilai yang kurang baik. Inilah mengapa Saya ingin berbagi pengalaman bagaimana cara meningkatkan kemampuan berlari agar nilai yang kita peroleh pada saat tes lari nantinya akan baik atau diatas rata-rata peserta lainnya.

    Berikut adalah cara-caranya :

1. Berlari sebanyak 10 putaran lapangan (400M) tanpa menggunakan waktu
        Ketika Saya masih kelas 1 SMA, ayah Saya melatih Saya dengan metode latihan seperti ini.         Latihan ini dilakukan pada waktu pagi hari ataupun sore hari, berlarilah sebanyak 10 putaran atau 4Km tanpa berhenti dan stabil, jangan kencang diawal/cenderung lebih cepat diawal, 


(Lari di lapangan)
belajarlah cara mengatur nafas, perhatikan nafas Anda, jangan bernafas terlalu cepat biarkan langkah kaki Anda menyesuaikan dengan kapasitas paru-paru Anda. Berlarilah menggunakan tempo, ikuti irama langkah kaki Anda, jangan pikirkan rasa lelah apalagi berhenti, jangan sedikitpun berpikiran untuk berhenti sebelum selesai. Dengan begitu anda belajar untuk mengalahkan rasa malas pada diri Anda, ingat bila Anda ingin berhenti diawal itu bukanlah rasa lelah, tetapi itu adalah mental Anda yang didoktrin pikiran Anda untuk berhenti. Lakukan metode latihan ini selama sebulan pertama, pastikan Anda melakukannya minimal seminggu 2x, semakin tinggi intensitas Anda melakukan latihan ini maka kemampuan berlari Anda akan bertambah semakin baik, kemudian setiap bulannya bertambah 1 Km.

2. Berlari di siang hari
        Ini adalah metode latihan lari yang kedua, metode ini mulai diajarkan oleh ayah Saya ketika Saya sudah memasuki kelas 2 SMA. Caranya adalah berlari rentang pukul 11.00-14.00 WIB, rute larinya adalah sama dengan metode latihan pertama yaitu dilapangan dibulan pertama sejauh 4 Km tanpa menggunakan waktu, serta setiap bulannya bertambah 1 Km. Metode latihan ini kegunaannya adalah untuk endurency atau ketahanan tubuh, dimana ditengah teriknya matahari ditambah dengan berlari dengan jarak yang cukup jauh akan meningkatkan kemampuan berlari Anda, meskipun pada awalnya saat melaksankan metode latihan ini pasti merasakan mual, namun inti dari latihan ini adalah ketahanan bukan kecepatan. Harapannya adalah, ketika pada saat tes nantinya saat dilaksanakan pada waktu yang sekiranya hampir siang, kondisi tubuh Anda sudah terbiasa dan tidak menghambat kemampuan Anda menambah jarak lari selama 12 menit nantinya.
(Kegiatan lari siang di Akpol)

(Bersama rekan-rekan dari seluruh Nusantara)


Ini untuk motivasi Anda, sekarang Saya sudah menjadi taruna Akpol, melalui metode-metode latihan lari yang diajarkan ayah Saya hal itu mengajarkan kedisiplinan dan konsistensi. Saya melakukan latihan lari dengan senang hati dan juga bercita-cita menjadi taruna Akpol. Maka seberat apapun latihan yang Kalian jalani, selalu bayangkan dan pikirkan kelak nanti Kalian akan menggunakan seragam yang Kalian impikan dan betapa bangganya orang tua kalian serta keluarga kalian.

3. Berlari di lapangan menggunakan timer 12 Menit
        Ini adalah tahap terakhir dari latihan sebelumnya. Pada saat kelas 3 SMA ayah Saya mulai melatih saya dengan berlari dilapangan dengan menggunakan timer, sebenarnya latihan ini adalah metode latihan untuk mengecek hasil latihan pada metode sebelumnya. Hasilnya tentu sangat memuaskan, Saya dapat lari selama 12 menit dengan menempuh 7 putaran lebih 100 M atau sama dengen 2900 M, tentu saja nilai itu sudah diatas rata-rata dari calon anggota TNI/Polri lainnya yang mana pada waktu itu rata-rata larinya hanya 5 setengah sampai 6 setengah putaran saja. Tentunya dengan rasa percaya diri Saya menjalani tes lari dengan penuh semangat dan rasa percaya diri, tanpa takut gagal dan hasil yang tidak maksimal.
(Foto tahun 2017 ketika mendaftar Akpol)


  • Satu-satunya perjalanan yang mustahil adalah perjalanan yang tidak pernah Anda mulai. (Tony Robbins)
    Jangan pernah menyerah sebelum berusaha, tidak ada yang tidak mungkin. Saya sudah membuktikannya, Saya gagal di tahun pertama Saya tahun 2016, lalu Saya tidak mau menyerah, Saya yakin Saya bisa menjadi taruna Akpol, Saya menjalani latihan dan belajar setiap harinya. Dan akhirnya Saya bisa mewujudkan impian Saya, tidak ada kata yang bisa Saya ungkapkan, perjuangan Saya akan terus berlanjut sampai nantinya Saya selesai menjadi anggota Polri.
















Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSYARATAN UMUM PENDAFTARAN AKPOL

MENINGKATKAN IMUN AGAR TERHINDAR DARI PENYAKIT